ads

Selasa, 18 September 2007

--KemunGkiNan BarU Pada SchizoPhreNIa--

dengan model tikus schizophrenia, peneliti percaya bahwa mereka telah menemukan tombol on/off pada gen penjangkitnya.

mencoba bagaimana gen ini bekerja dapat menuntun pada pengembangan untuk perawatan yang lebih baik, ujar salah seorang anggota tim.

para peneliti di Universita Johns Hopkins, baltimore, mengembangkan sebuah model tikus yang schizophrenia dengan memasukan gen DISC-1(Disrupted-In-Schizophrenia) ke dalam tikus normal, dengan pengaktif yang membuat gen tersebut memiliki tombol on/off

Mutant pada DISC-1 diidentifikasi ada pada keluarga Irlandia yang memiliki sejarah kuat bersama Schizophrenia dan gangguan sejenis. para peneliti menemukan mereka dapat mematikan gen tersebut dengan memberi makan tikus model dengan bahan kimia tidak beracun yang memberikan efek produksi pada protein DISC-1.

tim peneliti ini juga meninjau bahwa tikus jantan dengan gen yang telah dimutasi lebih aktif dan agresif daripada tikus lain. gen ini juga nampak mengacuhkan interaksi sosial, dan pada tikus betina dengan gen yang telah dimutasi lebih bisa mengingat bagaimana memecahkan ruang misteri (mystery maze).

model tikus ini cukup mirip dengan schizophrenia yang ada pada manusia yang memungkinkan unutk diteliti dampaknya untuk mental manusia, ujar para ilmuwan tersebut.

"schizophrenia adalah gangguan mental pada manusia, jadi kami tidak dapat mengatakan gejala yang tampak pada tikus adalah schizophrenic. akan tetapi mereka memiliki perubahan tingkah laku yang mirip dengan schizophrenia pada manusia," pemimpin penelitian Dr. Mikhail Pletnikov mengungkapkan.

para peneliti juga menguji otak dari tikus yang dimutasi menggunakan pemindai MRI. pemindai ini menunjukan perubahan signifikan pada bagian ventricles -- cairan memenuhi area otak yang membesar seperti schizophrenia pada manusia.

tim peneliti juga menemukan sel otak yang tidak normal pada selaput otak dari bagian otak yang terhubung dengan schizophrenia.

tikus yang dimutasi juga memiliki tingkat yang abnormal pada dua protein -- 25 kDa synaptosome-protein terkait (SNAP-25) dan lissenphaly-1, dimana keduanya diketahui sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan sel otak. penelitian penting tentang lapisan otak manusia juga menunjukan tingkat abnormal pada SNAP-25.

"model ini mendukung ide tentang schizophrenia sebagai sebuah gejala yang terhubung dengan perkembangan otak yang tidak normal." peneliti senior Dr. Christopher Ross mengungkapkan. "bisa mengatur ekspresi dari mutan protein memberikan sebuah kesempatan untuk mempelajari waktu dan mekanisme dari abnormalitas yang spesifik -- sebuah alat yang dapat memimpin kita pada penemuan obat yang dapat mengontrol atau bahkan mencegah gejala schizophrenia."ungkapnya.

diterjemahkan dari http://www.yahoo.com
diterjemahkan oleh [dee]

Tidak ada komentar: